Sabtu, 28 Desember 2019

Mematahkan Mitos NEM, IPK dan Rangking kata Nadiem Makariem

Periode Kabinet sekarang memang kontroversial, sekarang plot menteri pendidikan di isi oleh yang jauh sekali tentang Pendidikan Background. Yups, seorang Founder Gojek yang terpilih jadi Menteri Pendidikan yaitu Nadiem Makariem.
Menurut Nadiem Makariem
Ada 3 hal ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap Kesuksesan yaitu :
1. NEM
2. IPK
3. Rangking

Saya mengarungi Pendidikan selama 22 Tahun :
- 1 Tahun TK
- 6 Tahun SD
- 6 Tahun SMP-SMA
- 4 Tahun S1
- 5 Tahun S2 & S3

Kemudian Saya mengajar selama 15 Tahun di Universitas di 3 Negara Maju :
1. AS
2. Korsel
3. Australia
Dan juga di Tanah Air.

Saya menjadi saksi betapa tidak relevannya ke-3 konsep di atas terhadap kesuksesan.

Ternyata sinyalemen Saya ini di dukung oleh Riset yang di lakukan oleh *Thomas J. Stanley* yang memetakan 100 faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesuksesan seseorang berdasarkan survey terhadap 733 Millioner di US

Hasil penelitiannya ternyata nilai yang baik (yakni NEM, IPK dan  rangking) hanya lah faktor sukses urutan ke-30

Sementara faktor IQ pada urutan ke-21

Dan bersekolah di Universitas/Sekolah Favorit di urutan ke-23.

Jadi Saya ingin mengatakan secara sederhana :
"Anak Anda Nilai Raportnya rendah Tidak masalah"

NEM Anak Anda tidak begitu besar?
Paling banter akibatnya tidak bisa masuk Sekolah Favorit.
Menurut hasil Riset, tidak terlalu pengaruh terhadap kesuksesan

Lalu apa faktor yang menentukan kesuksesan Seseorang itu?

Menurut Riset Stanley berikut ini adalah 10 faktor teratas yang akan mempengaruhi KESUKSESAN :

1. Kejujuran (Being honest with all People)

2. Disiplin keras (Being well-disciplined)

3. Mudah bergaul (Getting along with People)

4. Dukungan pendamping (Having a supportive spouse)

5. Kerja keras (Working harder than most people)

6. Kecintaan pada yang di kerjakan (Loving my career/business)

7. Kepemimpinan (Having strong Leadership qualities)

8. Kepribadian kompetitif (Having a very competitive spirit/Personality)

9. Hidup teratur (Being very well-Organized)

10. Kemampuan menjual Ide (Having an ability to sell my Ideas/Products)

Hampir kesemua faktor ini tidak terjangkau dengan NEM dan IPK.

Dalam Kurikulum semua ini kita kategorikan : Softskill.

Biasanya peserta didik memperolehnya dari kegiatan Ekstra-Kurikuler.
10 faktor di atas ada di dalam Pendidikan Pramuka

Membentuk karakter adalah kebutuhan utama
Mengejar kecerdasan Akademik semata hanya akan menjerumuskan diri, Amin.

Bangsa Indonesia bukan tidak butuh orang yg pinter karena bangsa Indonesia sudah banyak orang2 pinter namun bangsa Indonesia membutuhkan orang2 yg punya Karakter beradab sopan santun dan ber akhlak mulia

Salam Ngopi

Tahapan Risk Assesment dari Alvin Alfiansyah

START-UP RISK ASSESSMENT BAGIAN 2
oleh Alvin Alfiyansyah
Lead Loss Prevention Engineer
the premier and biggest LNG producers

Bila Klasifikasi bahaya utama telah dianalisa satu persatu dengan baik, maka penulis menyimpulkan bahwa Start-Up Risk Assessment telah dilakukan dengan baik.
Analisa bahaya dapat dilakukan dengan berbagai teknik, salah satu nya adalah cek lis bila fasilitas tidak kompleks. Untuk fasilitas yang kompleks dan ada tahapan satu demi satu yang harus dilalui agar Start-up tersebut berhasil maka penulis menyarankan memakai teknik _*What-If dan Brainstorming*_ sebagai teknik yang paling mudah dan paling umum dilakukan dikombinasikan dengan memakai risk matrix perusahaan agar risiko masing-masing bahaya dapat diketahui dan diprioritaskan tindakan pencegahan dan mitigasi yang harus dilakukan terhadap bahaya tersebut.
 Klasifikasi bahaya utama dalam Start-Up Risk Assessment tersebut adalah dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Hazards within the Start Up Operation - Equipment, Piping and Valves.
Apa yang perlu dianalisa di klasifikasi bahaya terkait operations peralatan, perpipaan, dan katup/kerangan, saran penulis adalah membidik hal-hal bahaya (hazard) seperti berikut ini:

  • Hal yang perlu dianalisa adalah semua saluran kuras/buangan atau yang disebut _drain_ terutama open drain, apakah telah dipastikan bebas dari lumpur, kotoran seperti majun atau sarung tangan bekas, dan pasir yang dari aktifitas _commissioning_ atau konstruksi dan instalasi? 
  • Apakah posisi meteran dan valves untuk Start-Up berada di posisi yang dapat dijangkau dengan mudah baik di posisi ketinggian atau jangkauan, apakah ada akses sementara yang perlu dibuat? 
  • Apakah ada valve yang passing atau bocor dan bagaimana kondisi Shutdown Valve dan apa yang harus dilakukan bila ada shutdown valve yang bocor? 
  • Apakah jumlah chemical atau gas seperti Nitrogen untuk Start-Up cukup jumlahnya dan apa yang harus dilakukan bila jumlahnya kurang saat Start-up?  
  • Apakah semua kondisi pipa dan peralatan bagus dan apa yang harus dilakukan bila saat Start-up ada pipa dan peralatan yang bocor? 
  • Apa yang harus dilakukan jika pilot line untuk menghidupkan beberapa peralatan rusak saat Start-up? 
  • Apa yang harus dilakukan jika operator tidak benar-benar paham terhadap peralatan yang akan di Start-up? 




2. Hazards within the Start Up Operation - Electrical and Instruments

  • Apa yang perlu dianalisa di klasifikasi bahaya terkait Electrical and Instruments, dan katup/kerangan, saran penulis adalah membidik hal-hal bahaya (hazard) seperti berikut ini: 
  • Apa yang perlu dilakukan jika saat Start-up, beberapa alat instrumentasi tiba-tiba rusak (error), bocor, atau perlu diperbaiki? 
  • Apa yang bisa dilakukan jika generator listrik tiba-tiba rusak atau bocor saat Start-Up? 
  • Apa yang harus dilakukan jika ternyata generator listrik atau alat instrument gas tidak sesuai kapasitasnya untuk Start-up ditemukan saat Start-up? 
  • Apa yang harus dilakukan jika operator tidak benar-benar paham terhadap peralatan listrik dan instrument yang akan di Start-up? 


3. Hazards in Operating Procedure, Safe Work Practice and Start Up Sequence

  • Apa yang perlu dilakukan ternyata tim kontraktor dan vendor sakit atau tidak hadir saat start-up? 
  • Apa yang bisa dilakukan jika ternyata suku cadang (_spare parts_) penting untuk berbagai peralatan, peralatan listrik dan peralatan instrument tidak lengkap tersedia saat Start-up ataupun untuk _final commissioning_ sesaat sebelum Start-Up? 
  • Apa yang harus dilakukan jika ternyata generator listrik atau alat instrument gas tidak sesuai kapasitasnya untuk Start-up ditemukan saat Start-up?
  • Apa yang harus dilakukan jika operator tidak benar-benar paham terhadap peralatan listrik dan instrument yang akan di Start-up? 



4. System Checkout Items Hazards*

  • Apa yang akan terjadi dan harus dilakukan jika _Fire and Gas Detector_ ternyata rusak saat Start-up? 
  • Apa yang akan terjadi dan harus dilakukan jika _Fire Protection System_ ternyata rusak saat Start-up? 
  • Apa yang akan terjadi dan harus dilakukan jika _alat transportasi_ untuk menunjang Start-Up seperti kapal, truk, dan pesawat terbang ternyata rusak saat Start-up? 
  • Apa yang akan terjadi dan harus dilakukan jika operator menekan tombol atau peralatan yang tidak tepat saat Start-up? 



5. General Safety Hazards

  • Apa yang akan terjadi dan harus dilakukan jika instruksi atau perintah tidak jelas atau salah dimengerti saat Start-up dan saat kejadian darurat terjadi saat Start-up? 
  • Apa yang akan terjadi dan harus dilakukan jika _process upset_ atau keadaan tidak normal terjadi saat Start-up misal perilaku chemical atau perilaku cadangan Minyak dan Gas berubah tiba-tiba karena keadaan alam? 


Klasifikasi dan contoh risk assessment dalam contoh kasus start up pertama kalinya bagi sebuah platform baru (anjungan lepas pantai) yang diangkat sebagai objek artikel di bagian 1 dibahas di bagian 2 dalam artikel ini.
Namun ada perhatian khusus yang perlu kita garis bawahi terutama jika Start-Up dilakukan untuk fasilitas yang baru mengalami modifikasi atau perubahan dan fasilitas yang mengalami insiden atau kecelakaan yang dimulai dengan adanya kebocoran sehingga kebakaran dan ledakan terjadi.

Untuk fasilitas yang mengalami modifikasi*, hal-hal berikut perlu ditanyakan dan diminta konfirmasinya:

  1. Sistem atau peralatan apa yang dimodifikasi? Ini perubahan permanen atau perubahan sementara untuk mencegah kejadian seperti di insiden Flixborough dimana ada modifikasi sementara yang dilakukan tetapi tim operasi tidak menyadari kondisi tersebut atau modifikasi diatur dalam permit tetapi permit modifikasi ini belum ditutup dank arena keadaan darurat diputuskan untuk Start-up sehingga terjadi kejadian seperti insiden Piper Alpha. 
  2. Apakah ada perubahan rentang parameter kondisi operasi seperti tekanan, suhu, laju alir, dst.? Atau mungkin malah ada perubahan material dari peralatan dan sistem yang digunakan? Apakah perubahan material terjadi dengan memakai material yang lebih baik atau material yang lebih rendah spesifikasinya?  
  3. Jika iya ada perubahan di parameter kondisi operasi dan material, apakah telah dilakukan analisa bahaya dengan teknik seperti HAZOP untuk meninjau semua kondisi operasi tidak normal dan kondisi operasi normal untuk ada tidaknya perubahan material? 
  4. Apakah perubahan tersebut telah ditulis ulang dalam prosedur dan apakah prosedur telah direvisi? 
  5. Apakah prosedur yang telah direvisi telah dilatih ulang kepada operator yang akan mengoperasikannya? 


Jika semua hal diatas ini ada jawabannya dengan bukti dokumen tertulis berikut semua “action item” telah ditutup dari dokumen tertulis tersebut maka Start-Up Risk Assessment dapat dilakukan. Jika belum maka bisa saja pimpinan dari Start-Up Risk Assessment dapat merekomendasikan untuk menunda Start-Up tersebut.

Untuk fasilitas yang mengalami insiden* sampai ada ledakan, kebakaran bahkan kematian, hal-hal berikut perlu ditanyakan dan diminta konfirmasinya:

  1. Apakah akar masalah (root cause) telah diketahui dan ditentukan? Siapa saja yang terlibat melakukan investigasi terhadap insiden tersebut? 
  2. Apakah investigasi terhadap akar masalah ditentukan oleh investigasi insiden secara forensic (metoda kepolisian) atau investigasi insiden kecelakaan kerja (metoda _HSE professional_)?
  3. Apakah sumber kebocoran telah diketahui  dan bagaimana asal muasal terjadinya sehingga ledakan dan atau kebakaran dapat dicegah di kemudian hari? 
  4. Apakah ada perubahan rentang parameter kondisi operasi seperti tekanan, suhu, laju alir, dst. untuk mencegah kebocoran ulang terjadi lagi?  Atau mungkin malah ada perubahan material dari peralatan dan sistem yang digunakan? Apakah perubahan material terjadi dengan memakai material yang lebih baik atau material yang lebih rendah spesifikasinya?  
  5. Jika iya ada perubahan di parameter kondisi operasi dan material, apakah telah dilakukan analisa bahaya dengan teknik seperti HAZOP untuk meninjau semua kondisi operasi tidak normal dan kondisi operasi normal untuk ada tidaknya perubahan material? 
  6. Apakah perubahan tersebut telah ditulis ulang dalam prosedur dan apakah prosedur telah direvisi? 
  7. Pastikan bahwa hal nomor satu sampai nomor enam semua informasi dan laporannya telah disetujui oleh semua pihak, bahwa akar masalah telah ditentukan dengan investigasi mendalam dan solusi secara rekayasa teknik (_engineering_) telah diketahui dan disetujui oleh semua pihak manajemen. 


Untuk hal Start-Up setelah modifikasi dan setelah ada insiden, pastikan semua lesson learn (pelajaran dari sejarah masa lampau) terangkum dan diambil manfaatnya agar kejadian yang tidak diinginkan saat Start-Up tidak terjadi. Bacalah dan ambil manfaat dari buku-buku seperti Lees Loss Prevention in the Process Industries, Trevor Kletz book tentang Learning from Disaster, What Went Wrong dan Still Going Wrong yang memberikan petunjuk praktis pencegahan berbagai insiden terutama yang berkaitan dengan modifikasi dan start-up.

Catatan Kasus khusus, jika ada perbaikan dalam waktu panjang atau shutdown dalam waktu lama sementara peralatan yang sensitive terhadap perubahan parameter kondisi karena keadaan lingkungan dan atmosfir seperti kondensasi, hujan, panas, badai pasir dan sebagainya karena peralatan tidak kedap terhadap keadaan  lingkungan dan atmosfir seperti peralatan jenis reboiler, boiler, dan reaktor maka hal-hal sebagai berikut harus dilakukan agar memastikan bahan kimia yang tersisa atau dibiarkan didalam peralatan tersebut masih aman untuk operasi dan Start-Up bila bahan kimia tersebut tidak dikuras dan tidak diganti dari dalam peralatan sebelum Start-Up dilakukan

Hal sebagai berikut perlu dilakukan agar tidak ada reaksi kimia atau tidak perlu pengawasan khusus saat Start-Up dengan bahan kimia yang tersimpan dalam waktu lama dalam beberapa peralatan:_

  1. Lakukan pengetesan contoh bahan kimia (lakukan _lab sample_) agar dipastikan bahan kimia masih sama komposisi nya, tidak mengalami perubahan seperti penambahan kadar air karena kondensasi cuaca, terkena hujan, atau kotoran lainnya. 
  2. Bila bahan kimia sudah tidak sama komposisinya, pastikan process engineer mengetahui dan menyetujui bahwa komposisi bahan kimia masih dalam batas toleransi yang dapat dikontrol untuk Start-Up. 
  3. Setelah disetujui process engineer, bila ada perubahan komposisi bahan kimia, pastikan hal apa saja yang harus diperhatikan saat start-up, apakah ada parameter kondisi operasi yang akan berubah atau tidak dalam batas normal, dan apakah HAZOP kecil perlu dilakukan agar dipastikan Start-Up berjalan aman dan selamat, serta pastikan semua “action item” telah ditutup sebelum Start-Up dimulai.