Rabu, 12 Januari 2011

Yaa Rahman, aku bedoa

Ya Rahman...
Sepanjang hidupku, aku telah mendzalimi diriku sendiri, dengan cara melalaikan kewajiban yang Engkau gariskan dan melanggar larangan yang Engkau tetapkan.
Kuterlantarkan diriku dalam keterasingan, ku tak perdulikan setiap nafasku, tak kuhitung detak jantungku, sudahkah ku kenal Rabb yang menciptakanku??


Aku takut kelak di hari tuaku,
Aku terbelalak melihat gemerlap dunia, kemudian kukejar ilmu, jabatan dan harta, tanpa ingat mempersiapkan bekal untuk pergi ke alam abadiku kelak, alam yang pasti aku datangi.

Ku bertepuk dada pada sukses hidupku, jabatan, harta, serta anak istriku, padahal semua itu hanya sekedar titipan belaka. Tidak ku untai tali kasih terpaut kerinduan dengan sahabat terdekatku, akankah aku merindu atau aku berteriak karena kekufuranku akan nikmat-Mu?

Wahai Dzat Yang Menggenggam setiap karunia...
Karuniakanlah kepada kami kenikmatan bermunajat kepada-Mu, hidup dan matiku kuserahkan sepenuhnya pada-Mu. Do’aku kini senantiasa dalam ijabah-Mu.

Wahai Dzat Yang Maha Menatap setiap lubuk hati hamba hamba-Mu...
Karuniakan kepada kami hati ikhlas dan bersih dari setiap noktah hitam yang melekat, taburkan kepada kami cahaya ilmu dan ridla-Mu.

Wahai Dzat Yang Maha Menyaksikan sekecil apapun setiap ‘aib yang kami rahasiakan...
Kami sadar, mata yang Kau titipkan adalah hanya untuk menyaksikan setiap kebesaran-Mu.
Lidah yang Kau titipkan adalah lidah yang harus basah berdzikir menyebut asma-Mu.
Telinga yang Kau titipkan adalah hanya untuk mendengarkan setiap adzan dan ayat suci-Mu yang dikumandangkan.
Kaki yang Kau ciptakan adalah hanya untuk melangkah menuju masjid dan kiblat-Mu.
Pantaskah hamba menuju syurga-Mu??
Sementara amanah-Mu belum hamba lakukan karena kedhaifanku.

Penuhilah hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakkal di jalan-Mu.