Sabtu, 28 Desember 2019

Tahapan Bagaimana Menjadi HSE dari Nol sampai Expert

Hal yang perlu dikuasai seorang HSE itu tergantung di industry mana kerjanya dan apa tanggungjawab (responsibility) dan tanggunggugat (accountability) sesuai posisi hirarki kerja dalam organisasi/perusahaannya.

Tidak ada jalan singkat utk mendapat kerja atau mendapat posisi lebih baik misal melalui sertifikasi yang harus diambil seperti AK3U, dijamin lebih baik utk mendapatkan kerja.
Melainkan semua bergantung pribadi, nasib, doa dan restu, dan usaha upayanya.

HSE UK menyederhanakan bahwa seorang HSE itu harus bisa melakukan Plan Do Check Act sesuai posisi hirarki kerja dalam organisasi/perusahaannya_ (INDG275 - Successful health and safety management deals with Competence, dan HSG65 five steps to covers competence Managing for Health and Safety).

Bila di detailkan maka harus dibagi sesuai per posisi struktur pekerjaan dan elemen kompetensi umum dan kompetensi spesifik apa yang harus dipunyai di masing-masing posisi.

Contoh yang ada di Australia untuk sektor industri konstruksi atau perusahaan yang mengawasi dan mempunyai tim konstruksi, maka elemen kompetensi konstruksi di setiap posisi yang ada yang mesti dipunyai bisa dibaca di CSCF Book: A Construction Safety Competency Framework: Improving OH&S performance by creating and maintaining a safety culture.
Semakin anda telah dididik (di perkuliahan) atau dilatih (lewat pelatihan internal dan external perusahaan/organisasi), maka kesiapan anda mengisi berbagai posisi dan menguasai berbagai elemen kompetensi (berupa ilmu pengetahuan atau informasi yang harus dan mampu dipahami dan dimengerti), anda akan semakin tinggi kompetensinya dan bernilai jual lebih baik.

Contoh elemen kompetensi di industri penerbangan menurut ICAO dibagi menjadi elemen kompetensi berikut ini:
1. Company / Organization Management systems
2. Regulatory framework and intent
3. Oversight techniques
4. Organizational safety performance
5. Organizational safety culture
6. Confidentiality of sensitive information
7. Communication skills
8. System interactions and interfaces (Systems thinking)
9. Analytical skills
10. Decision‐making skills
11. Open‐mindedness
12. Assertiveness
13. Teamwork
14. Judgment
15. Human and organizational factors
16. Safety‐critical implications
Bila menguasai semua elemen kompetensi diatas, maka seseorang bernilai jual dan layak menjadi VP HSE di industry penerbangan.

Di Indonesia, telah ada KepMen no 42 / MEN/III/2008 tentang ada SKKNI kompetensi K3  yang diperbaharui dengan SKKNI no 38 tahun 2019.
Secara umum sistem kompetensi itu dibagi antara:

  1. Dua (2) level (INSHPO: Practicioner & Professional yang di petakan ke 3 posisi yaitu Officer, Advisor, Coordinator (Manager & up),
  2. Tiga (3) level (dipakai di banyak perusahaan dan organisasi dan dipetakan ke masing-masing posisi: Basic, Skilled, Mastery),
  3. Empat (4) level (awareness, basic, skilled, mastery/expert yang dipetakan ke masing-masing posisi)


Contoh di spesialisasi bidang keselamatan proses, umumnya 4 level sistem kompetensi itu yang dipakai di perusahaan internasional untuk menentukan seseorang layak di posisi apa dalam organisasinya, apakah di struktur teknis atau/dan di struktur manajemen perusahaan.
Seseorang seperti saya biasanya diplot di struktur teknis tertinggi spesialisasi bidang keselamatan proses, tapi belum tentu memegang posisi tinggi di struktur manajemen perusahaan.  Namun posisi struktur teknis vs posisi struktur manajemen ini penting dan diperlukan di organisasi / perusahaan tertentu yang biasanya besar, skala internasional.

Siapa yang disebut sebagai seseorang yang kompeten?
OSHA 1926.32 butir (f) menyebutnya sebagai seseorang yang dapat mengidentifikai dan memprediksi bahaya di area kerjanya atau untuk tim-nya dimana ada kondisi berbahaya, tidak sehat, berpotensi mematikan kepada pekerja dan orang-orang yang mempunyai otorisasi untuk menghapus dan mencegah semua kondisi tersebut.

Apa saja isi elemen kompetensi?
Elemen kompetensi itu berisi kompetensi umum dan kompetensi teknis sesuai bidang dan posisi kerjanya.

Contoh kompetensi umum itu berisi hal seperti berikut ini:

  1. Mampu dan bisa memakai komputer dengan berbagai software seperti MS Offices, Internet Explorer, Email correspondence.
  2. Mampu dan paham struktur organisasi, kebijakan, dan prosedur organisasi / perusahaan.
  3. Paham dan menguasai informasi peraturan dan standar daerah, negara, dan internasional terkait bidang HSE sesuai spesialisasinya.
  4. Menguasai teknik presentasi sesuai peserta rapat / pelatihan / konferensinya.
  5. Menguasai teknik negosiasi sederhana sampai tingkat lanjutan terutama yang menyangkut harga dan rahasia perusahaan.
  6. Mampu dan paham hal-hal dasar yang harus dilakukan untuk koordinasi agar tercapainya suatu tujuan dan selesainya sebuah pekerjaan, menjelaskan tanggung jawab dan tanggung gugat untuk masing-masing posisi.
  7. Mampu membuat laporan dan menjelaskan isi laporan sesuai bidang kerjanya.
  8. Dan seterusnya.


Contoh kompetensi teknis adalah sebagai berikut:
1. Hazard identification and management
2. Risk assessment and management
3. Safe work practices and management
4. Construction safety and planning
5. Drilling and Subsurface safety and management
6. Process Safety Engineering and Management
7. Road, Aviation, Transportation safety and management
8. Dan seterusnya.

Harus paham industry dan perusahaan apa yang hendak dimasuki – bahaya dan karakteristik industrinya apa saja, spesialisasi dan kompetensi umum HSE apa yang disukai dan hendak dikuasai sesuai bidang dan industrinya, sistem kompetensi yang ada di perusahaan yang dituju ada berapa level secara umum sehingga bisa ditentukan target dan tujuan sesuai berapa umur dan posisi yang hendak digenggam di perusahaan/organisasi yang dituju._
Untuk kecocokan kompetensi dengan kebutuhan NKRI, lihat Kepmen dan SKKNI yang ada.
Jurus umum yang mesti dikuasai seorang HSE professional:

  1. Pahami international standards and requirements, spt ISO, NFPA, ASME, OSHA dll sesuai nature organisasinya
  2. Pahami peraturan nasional, mulai dr UU, PP hingga perda setempat dgn organisasi
  3. Pahami sistem management organisasi termasuk prosedur, WI, internal standards, policy dll
  4. Pahami Bisnis proses organisasi/perusahaan dan technical standards and procedure
  5. Pahami issue terkini berkaitan dgn hse, misalnya insiden yg lg viral, terobosan baru, hse 4.0 dll

Mematahkan Mitos NEM, IPK dan Rangking kata Nadiem Makariem

Periode Kabinet sekarang memang kontroversial, sekarang plot menteri pendidikan di isi oleh yang jauh sekali tentang Pendidikan Background. Yups, seorang Founder Gojek yang terpilih jadi Menteri Pendidikan yaitu Nadiem Makariem.
Menurut Nadiem Makariem
Ada 3 hal ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap Kesuksesan yaitu :
1. NEM
2. IPK
3. Rangking

Saya mengarungi Pendidikan selama 22 Tahun :
- 1 Tahun TK
- 6 Tahun SD
- 6 Tahun SMP-SMA
- 4 Tahun S1
- 5 Tahun S2 & S3

Kemudian Saya mengajar selama 15 Tahun di Universitas di 3 Negara Maju :
1. AS
2. Korsel
3. Australia
Dan juga di Tanah Air.

Saya menjadi saksi betapa tidak relevannya ke-3 konsep di atas terhadap kesuksesan.

Ternyata sinyalemen Saya ini di dukung oleh Riset yang di lakukan oleh *Thomas J. Stanley* yang memetakan 100 faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesuksesan seseorang berdasarkan survey terhadap 733 Millioner di US

Hasil penelitiannya ternyata nilai yang baik (yakni NEM, IPK dan  rangking) hanya lah faktor sukses urutan ke-30

Sementara faktor IQ pada urutan ke-21

Dan bersekolah di Universitas/Sekolah Favorit di urutan ke-23.

Jadi Saya ingin mengatakan secara sederhana :
"Anak Anda Nilai Raportnya rendah Tidak masalah"

NEM Anak Anda tidak begitu besar?
Paling banter akibatnya tidak bisa masuk Sekolah Favorit.
Menurut hasil Riset, tidak terlalu pengaruh terhadap kesuksesan

Lalu apa faktor yang menentukan kesuksesan Seseorang itu?

Menurut Riset Stanley berikut ini adalah 10 faktor teratas yang akan mempengaruhi KESUKSESAN :

1. Kejujuran (Being honest with all People)

2. Disiplin keras (Being well-disciplined)

3. Mudah bergaul (Getting along with People)

4. Dukungan pendamping (Having a supportive spouse)

5. Kerja keras (Working harder than most people)

6. Kecintaan pada yang di kerjakan (Loving my career/business)

7. Kepemimpinan (Having strong Leadership qualities)

8. Kepribadian kompetitif (Having a very competitive spirit/Personality)

9. Hidup teratur (Being very well-Organized)

10. Kemampuan menjual Ide (Having an ability to sell my Ideas/Products)

Hampir kesemua faktor ini tidak terjangkau dengan NEM dan IPK.

Dalam Kurikulum semua ini kita kategorikan : Softskill.

Biasanya peserta didik memperolehnya dari kegiatan Ekstra-Kurikuler.
10 faktor di atas ada di dalam Pendidikan Pramuka

Membentuk karakter adalah kebutuhan utama
Mengejar kecerdasan Akademik semata hanya akan menjerumuskan diri, Amin.

Bangsa Indonesia bukan tidak butuh orang yg pinter karena bangsa Indonesia sudah banyak orang2 pinter namun bangsa Indonesia membutuhkan orang2 yg punya Karakter beradab sopan santun dan ber akhlak mulia

Salam Ngopi